Senin, 28 Februari 2011

Qadhafi Mulai Terdesak


Pertahanan pemimpin Libya, Muammar Qadhafi, kemarin mulai terdesak oleh semakin kuatnya tekanan dari para demonstran dan kelompok oposisi di pemerintahannya. Termasuk yang melawannya adalah para perwira tinggi militer, dengan mendukung para demonstran.
Sebagian besar kota di wilayah timur Libya juga sudah dikuasai oleh para demonstran antipemerintah. Bahkan beberapa kota di wilayah barat Libya, yang menjadi basis kekuatan Qadhafi, dapat dikuasai para demonstran, di antaranya Misrata dan Zuara, sekitar 75 mil arah barat Kota Tripoli, ibu kota Libya.
Sejumlah pendukung Qadhafi berusaha mempertahankan Misrata, kota yang terletak 25 mil arah timur Tripoli, dan Az-Zawiyah, sekitar 30 kilometer arah barat Tripoli. Bentrokan di sini menewaskan sejumlah orang.
Penduduk Benghazi, pusat pertahanan para demonstran yang terletak di timur Tripoli, telah memenjarakan para tentara bayaran Qadhafi. Mereka juga membentuk satu komite pengurus kota yang sekarang tak lagi dalam kekuasaan Qadhafi.
Menurut saksi mata, satu unit pasukan tentara angkatan darat yang setia kepada Qadhafi juga telah dikuasai oleh para demonstran di Az-Zawiyah.
Bentrokan hingga kemarin juga terjadi di Kota Sabha di selatan Tripoli, dan Sabratha yang berdekatan dengan Tripoli di kawasan barat.
Seorang jenderal dan pasukan Qadhafi balik mendukung para demonstran. "Kami berada di pihak rakyat," kata Mayor Jenderal Suleiman Mahmoud, Komandan Tentara Angkatan Darat Libya, di Tobruk. "Saya dulu bersama dia (Qadhafi), namun situasi telah berubah, dia seorang tiran."
Ribuan orang merayakan jatuhnya Kota Tobruk ke tangan para demonstran anti-Qadhafi. "Di sini pemimpinnya seorang iblis. Tidak seorang pun di dunia ini seperti dia," kata Hossi, seorang demonstran.
Adapun suasana Tripoli mirip kota hantu karena dikuasai pemerintah dan dinyatakan tertutup. Situasi ini tak kunjung menyurutkan langkah Qadhafi untuk tetap melawan aksi para demonstran.
Menurut mantan Menteri Hukum Libya, Mustapha Abdeljalil, Qadhafi lebih suka mengakhiri hidupnya seperti Adolf Hitler dengan bunuh diri ketimbang menyerahkan kekuasaannya. "Dia akan seperti Hitler. Dia akan bunuh diri," katanya.
Sejumlah pejabat pemerintah membantah kabar bahwa perekonomian di Libya lumpuh. Mereka memastikan suplai makanan masih normal. Mereka juga mendesak sekolah dan pusat pelayanan publik memberi pelayanan seperti biasanya.
Untuk meyakinkan bahwa Libya berjalan normal, putra Qadhafi, Saif al-Islam Qadhafi, akan mengundang komite investigasi internasional dan media mengunjungi Tripoli.
Kemarin dikabarkan anak perempuan Qadhafi, Aisha Qadhafi, berusaha kabur ke Malta dengan pesawat milik pemerintah Libya. Namun Malta tidak mengizinkan pesawat itu mendarat sehingga berbalik kembali ke Tripoli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar