Teknologi Informasi berperan
penting dalam memperbaiki kualitas suatu Instansi. Penggunaannya tidak hanya
sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan
akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga
proses organisasi yang terjadi akan efisien, terukur, dan fleksibel.
Bahkan dewasa ini perkembangan
Teknologi Informasi mulai mendapat sambutan positif dari masyarakat.
Perkembangannya tidak hanya disambut dan dinikmati oleh kalangan bisnis maupun
pemerintah saja, tetapi juga mulai merambah dalam dunia pendidikan. karena
ketersediaan informasi yang terintegrasi makin penting dalam mendukung upaya
menciptakan generasi penerus bangsa yang kompetitif.
Contoh di dunia pendidikan sendiri yang dianggap sebagai ‘budaya’ yaitu
TITIP ABSEN. Sekolah maupun perguruan tinggi pastinya sudah menerapkan budaya
tersebut. Bagaimana tidak, dengan berbagai alasan yang dicerca para murid
maupun mahasiswa, mereka menitipkan absen kepada temannya.
Seakan mereka seperti tidak memiliki rasa bersalah. Hal kecil yang dilakukan
berulang-ulang ini, tentunya melunturkan karakter bangsa terutama remaja
sendiri. Bagaimana bisa membangun negara, jika karakter penerus bangsanya
seperti itu?
Terus apa solusinya? Teknologi iris
recognition bisa menjadi salah satu solusinya. Teknologi iris recognition mengidentifikasi
seseorang dengan cara mengambil citra digital beresolusi tinggi terhadap iris
mata. Merupakan salah satu biometrics yang bergantung pada keunikan pola iris
mata.
Cara kerja dari iris recognition system :
• Kamera penangkap
akan mengambil citra dari iris mata.
• Setelah
didapatkan citra, maka sistem akan mengekstraksi pola menggunakan algoritma
tertentu.
• Berdasarkan hasil pola yang terbentuk akan dibuat skema koordinatyang
mempresentasikan titik-titik pada citra.
• Kemudian akan dihasilkan Iris Code yang berupa bilangan biner yang
dipetakan dari skema koordinat. Iris Code ini yang biasanya akan disimpan dalam database sebagai
template untuk pembanding.
Penerapannya dalam perguruan tinggi
seperti ini. Di setiap ruangan kuliah, hardware sudah terpasang. Dosen
melakukan absensi terlebih dahulu, setelah itu baru mahasiswanya, pertama memasukkan nomor induk yang
berguna sebagai password atau bisa juga dengan scan kartu tanda pengenal
seperti kartu tanda mahasiswa, lalu dilanjutkan dengan scan iris. Apabila cocok dengan database maka
mahasiswa diperbolehkan masuk, apabila tidak cocok hardware akan menampilkan
bahwa tidak cocok dengan database. Absennya juga dilakukan sebanyak dua
kali, saat akan kuliah dan saat kuliah berakhir.
Data kehadiran mahasiswa maupun dosen sendiri sudah
otomatis tercantum dalam software data laporan kehadiran pada bagian akademik.
Kita bisa menerapkan
sistem ini di perguruan tinggi kita, IT Telkom,
sehingga mahasiswa-mahisiswinya serta para dosennya menjadi semakin jujur dan
melek teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar